Gambar Novel Surat Kecil Untuk Tuhan |
Analisis teori mimetik pada novel ”Surat Kecil Untuk Tuhan” karya Agnes Davonar merupakan bentuk penerapan teori mimetik dalam karya sastra. Teori mimetik merupakan teori yang lahir bersamaan dengan masa kejayaan filsuf Yunani. orang yang berpengaruh terhadap lahirnya teori ini adalah Plato dan Aristoteles. Plato merupakan guru dari Aristoteles. Meskipun duru dan murid, keduanya memiliki pandangan yang berbeda. Plato memandang karya sastra sebagai sesuatu yang memiliki nilai lebih rendah daripada karya tukang kayu. Sementara, Arisoteles memandang karya sastra sebagai sesuatu yang memiliki nilai tinggi daripada karya tukang kayu. Definisi mimetik dapat diterangkan dari kutipan, sebagai berikut:
Mimetik berasal bahasa Yunani yang berarti tiruan. Dalam hubungannya dengan kritik sastra mimetik diartikan sebagai pendekatan sebuah pendekatan yang dalam mengkaji karya sastra selalu berupaya untuk mengaitkan karya sastra dengan realitas atau kenyataan. Perbedaan pandangan Plato dan Aristoteles menjadi sangat menarik karena keduanya merupakan awal filsafat alam, merekalah yang menghubungkan antara persoalan filsafat dengan kehidupan (Ravertz, 2007: 12).
Berdasarkan penjelasan diatas saya mengambil beberapa pertanyaan yang akan saya jadikan patokan untuk menganalisis Novel “Surat Kecil Untuk Tuhan” yaitu Aspek sosial apa saja yang terdapat dalam novel ”Surat Kecil Untuk Tuhan” karya Agnes Davonar? Dan Apa fakta cerita, sarana cerita, dan tema yang terdapat pada novel ”Surat Kecil Untuk Tuhan” karya Agnes Davonar?
Sehingga tujuan dari analisis ini yaitu Mengidentifikasi aspek sosial apa saja yang terdapat dalam novel ”Surat Kecil Untuk Tuhan” karya Agnes Davonar dan Menemukan fakta cerita, sarana cerita, dan tema pada novel ”Surat Kecil Untuk Tuhan” karya Agnes Davonar.
Adapun manfaat dari analisis ini adalah Seseorang dapat memahami kehidupan sosial dengan membaca karya sastra karena karya sastra merupakan tiruan kehidupan nyata, Pemecahan masalah di dalam karya sastra dapat dijadikan sebagai rujukan dalam memecahkan masalah dalam kehidupan nyata dan Seseorang dapat memahami fakta cerita, sarana cerita, dan tema dalam karya sastra.
Analisis pendekatan mimetik pada novel ”Surat Kecil Untuk Tuhan” Karya Agnes Davonar disusun berdasarkan sistematika pembahasan, yaitu: 1) identifikasi aspek sosial dalam novel ” Surat Kecil Untuk Tuhan” karya Agnes Davonar, 2) analisis aspek sosial dalam novel ” Surat Kecil Untuk Tuhan” karya Agnes Davonar, 3) membuktikan aspek sosial sebagai bentuk peniruan dari kehidupan nyata dalam novel ” Surat Kecil Untuk Tuhan” karya Agnes Davonar, dan 4) menganalisis aspek sosial dalam novel ” Surat Kecil Untuk Tuhan” karya Agnes Davonar yang dihubungkan dengan dunia nyata.
Dalam novel ”Surat Kecil Untuk Tuhan” karya Agnes Davonar dapat ditemukan beberapa masalah-masalah sosial. Novel ini menceritakan keprihatinan tokoh Ayah yang prihatin kepada anaknya, Keke. Adapun masalah-masalah sosial tersebut antara lain: 1) ada seorang anak kecil yang menghina keadaannya 2) kepedulian sahabat-sahabatnya dengan tokoh Keke dan 3) Percintaan.
1) Ada seorang anak yang menghina keadaannya
Dalam novel “Surat Kecil Untuk Tuhan” karya Agnes Davonar. Di gambarkan bahwa keadaan Keke seperti itu dia mempunyai wajah seperti monster. Ketika dia masuk sekolah Keke cuek saja dengan apa yang di deritanya. Ketika Keke mau ke toilet dia melihat anak kecil sedang bermain-main sendirian. Keke langsung menghampiri anak itu. Hal ini dapat dilihat dari penggalan novel sebagai berikut. “Hi adik kecil, kok sendirian? Kabur dari kelas ya? Hehehee.. “ (Agnes Davonar, 2012:55).
Ketika Keke mau menyentuh pipi anak itu yang manis dan imut itu, namun anak itu ketakutan. Lalu anak kecil itu malah lari ke arah kantin dan mendapati ibunya. Anak kecil itu memeluk ibunya dan anak kecil itu menghinanya. Hal ini dapat dilihat dari penggalan novel sebagai berikut. “Mama, wajah kakak itu kenapa? Kok seram sekali seperti monster! ... (Agnes Davonar, 2012:56).
Perihal tokoh Keke dalam novel “Surat Kecil Untuk Tuhan” karya Agnes Davonar tidak hanya terjadi di dalam novel saja. Tapi di dalam dunia nyata juga ada. Sebagai contoh bila ada orang yang sakit yg membuat cacat dirinya maka yang sakit itu akan di hina oleh lain. Padahal orang yang menghina itu belum tentu sempurna dan mempunyai kelebihan.
2) Kepedulian sahabat-sahabatnya dengan tokoh Keke
Dalam novel “Surat Kecil Untuk Tuhan” karya Agnes Davonar. Di temukan juga masalah tentang kepedulian sahabatnya walaupun keadaan tokoh Keke mempunyai wajah yang seperti monster. Hal ini dapat dilihat dari penggalan novel sebagai berikut. “Salah satu dari temanku, Maya, mulai menangis. Air mata itu diikuti oleh air mata lain yang mulai berlinang. Aku tidak menangis saat itu....” (Agnes Davonar, 2012:161). Kepedulian itu merupakan kepedulian yang tiada duanya bagi Keke.
3) Percintaan
Dalam novel “Surat Kecil Untuk Tuhan” karya Agnes Davonar, di temukan masalah percintaan di dalamnya. Percintaan di dalam novel terdapat beberapa masalah percintaan dalam novel yaitu sebagai berikut. a) cinta Keke dengan Andi; b) cinta seorang ayah kepada anaknya;
a) Cinta Keke dengan Andi
Dalam novel ini keke sudah mengenal namanya cinta ketika ia masuk di SMP/SLTP. Hal ini dapat dilihat dari penggalan novel berikut ini. “sekrang aku duduk di bangku kelas 1 SLTP Al-Kamal....” (Agnes Davonar, 2012:12). Keke hanya mencintai Andi, Keke sangat mencintai Andi. Andi merupakan pria selain keluarganya yang dia sayang. Hal ini dapat dilihat dari penggalan novel berikut ini. “Untuk pria lain di luar keluargaku yang aku sayang. Hanya dia yang aku cintai. Namanya Andi...” (Agnes Davonar 2012:16).
b) Cinta seorang ayah kepada anaknya.
Dalam novel ini sang ayah sangat mencintai anaknya. Dia selalu mencari cara untuk menyembuhkan anaknya itu. Sang ayah juga memakan obat-obatan herbal yang harus di makan oleh anaknya. Hal ini dapat dilihat dari penggalan novel berikut ini “Tuh kan, Keke... Ayah juga makan...” (Agnes Davonar, 2012:61)
Analisis Novel Surat Kecil Untuk Tuhan Menurut Teori Robert Stanton bahwa Menurut Robert Stanton (1965) elemen-elemen pembangunan fiksi meliputi fakta cerita, sarana cerita dan tema.
A. Fakta Cerita
1. Alur
1.1 Tahap perkenalan
Pada novel ini tahap pertama yaitu di perkenalkan tokoh dalam cerita novel ini. Hal ini dapat dilihat dari penggalan novel berikut ini “Hai sobat, kenalkan. Namaku Gita Sesa Wanda Cantika...” (Agnes Davonar, 2012:5)
1.2 Tahap konflik awal dimana masalah mulai muncul
Pada tahap kedua inidi temukan masalah yang mulai muncul dari cerita novel ini. Sang tokoh mempunyai masalah dengan kesehatannya. Hal ini dapat dilihat dari penggalan novel berikut ini “setelah kakakku sembuh, sepertinya ada yang aneh ketika aku terbangun di pagi hari. Aku merasa mataku terasa perih. Aku segera melihat cermin di lemari kamar. Astaga !! mataku memerah...” (Agnes Davonar, 2012:28)
1.3 Tahap konflikasi dimana konflik mulai menajam dan permasalahan mulai lebih serius
Masalah ini semakin lebih serius. Tokoh merasa ada yang aneh dengan keadaannya itu kemudian dia melaporkan kepada ayahnya. Sesegera mungkin sang ayah memeriksakannya. Kemudian ayah tahu apa penyakitnya tapi Keke tidak diberitahu. Hal ini dapat dilihat dari penggalan novel berikut ini “hasil diagnosa saya menunjukkan secara positif putri bapak terinfeksi penyakit Rabdomiosarkoma...” (Agnes Davonar, 2012:40)
1.4 Tahap klimak dimana pada tahap ini merupakan puncak dari permasalahan
Penyakit itu sangat berbahaya. penyakit itu pernah sembuh tetapi ternyata virus kanker itu lebih kuat dibangdingkan dengan daya tahan Keke. Semakin lama kanker itu semakin kuat. Sampai suatu saat keke pergi ke rumah sakit lagi untuk melakukan pemeriksaan. Rumah sakitnya di negara Singapura. Hal ini dapat dilihat dari penggalan novel berikut ini “setiba di Singapura kami langsung menuju daerah Orchard, dimana rumah sakit yang akan menjadi tampatku berobat...” (Agnes Davonar, 2012:162)
1.5 Tahap anti klimak dimana konflik mulai menurun
Setelah beberapa hari Keke dalam keadaan koma. Akhirnya dia bangun juga. Hal ini dapat dilihat dari penggalan novel berikut ini “Keke...keke sudah bangun?” tanya ayah dan diikuti oleh yang lain. “Ayah, maaf...” (Agnes Davonar, 2012:210)
1.6 Tahap resolusi (penyelesaian) dimana pada tahap ini konflik telah selesai dan telah menemui penyelesaian
Akhirnya Keke menghembuskan nafas terakhirnya. Tapi sebelum itu Keke menulis pesan untuk kedua orang tuanya dan keluarganya. Hal ini dapat dilihat dari penggalan novel berikut ini “Rukun dan bahagialah ketika Keke pergi...” (Agnes Davonar, 2012:211)
2. Tokoh
Dalam novel “Surat Kecil Untuk Tuhan” karya Agnes Davonar. Ada beberapa tokoh di dalamnya. Yaitu sebagai berikut sebagai tokoh utama adalah Keke. Keke adalah seorang anak yang sangat sabar menghadapi cobaan hidupnya yang harus menghadapi penyakit yang sangat berbahaya dan mematikan yaitu kanker. Keke tidak pernah putus asa menjalani hidup dia selalu menerima dan sabar sekaligus tabah menjalaninya. Keke mempunyai watak yang sabar. Hal ini dapat dilihat dari penggalan novel berikut ini “...aku akan kuat dalam menghadapi cobaan apapun darinya...” (Agnes Davonar, 2012:135). Kemudian tokoh ayah, ayah mempunyai watak penyanyang. Hal ini dapat dilihat dari penggalan novel berikut ini “Tapi ayah tidak rela...ayah tidak rela anak ayah yang cantik harus kehilangan segalanya...” (Agnes Davonar, 2012:175). Kemudian ada tokoh Andi, Kak Chika, Kak Kiki, dan para sahabat mereka hanya tokoh tambahan saja.
3. Latar
Menurut teori Stanton, bahwa latar di bagi menjadi tiga yaitu latar waktu, latar tempat dan latar suasana. Yang pertama latar waktu di dalam novel ini dideskripsikan bahwa waktunya yaitu pagi, siang (dapat dilihat dari penggalan “Suara kicau burung di pagi hari..” (Agnes Davonar, 2012:5). Kemudian yang kedua latar tempat ada di rumah, Hal ini dapat dilihat dari penggalan novel berikut “...terdengar menembus langit-langit kamarku...” (Agnes Davonar, 2012:5). Kemudian di Singapura, hal ini dapat dilihat dari penggalan “... dan menikmati kota Singapura...” (Agnes Davonar, 2012:171). Kemudian di sekolah, hal ini dapat dilihat dari penggalan novel berikut “selamat, hasil ujian Keke nilainya bagus.. Keke terbaik ketiga di kelas...” (Agnes Davonar, 2012:199). Kemudian yang terakhir latar suasana, suasana begitu mengharukan, hal ini dapat dilihat dari penggalan “...suster itu hanya bisa memandangi kami dan pergi dengan perasaan terharu...” (Agnes Davonar, 2012:174).
B. Sarana Cerita
1. Gaya bahasa
Gaya bahasa novel ini sangat menyentuh. Ketika orang membacanya akan terbawa ke alur ceritanya. Bahasa yang digunakan puisitis. Hal ini dapat dilihat dari penggalan novel berikut ini “suara kicau burung di pagi hari, terdengar menembus langit-langit kamarku..” (Agnes Davonar, 2012:5).
C. Tema
Dalam novel ini dapat di ambil tema yaitu sosial.
Sumber Analisis
Davonar, Agnes. 2012. Surat Kecil Untuk Tuhan. PT NUSANTARALESTARI CERIAPRATAMA: Jakarta
Luxemberg, Jan Van dkk. 1989. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: Gramedia.
Sinopsis Novel
Surat kecil untuk tuhan adalah sebuah buku yang diangkat dari kisah nyata perjuangan seorang gadis remaja Indonesia bernama Gita Sesa Wanda Cantika atau Keke melawan kanker ganas.
Gadis cantik, pintar dan mantan artis penyanyi cilik berusia 13 tahun yang menjadi penderita kanker jaringan lunak pertama di Indonesia. Kanker itu menyerang wajahnya yang cantik dan menjadikannya seperti monster, bahkan dokter pun menyatakan kalau hidupnya hanya tinggal beberapa bulan saja.
Tak mau menyerah sang ayah terus berjuang agar Keke dapat lepas dari vonis kematian. Perjuangan sang ayah menyelamatkan putrinya begitu mengharukan. Keke yang menyadari hidupnya akan berakhir kemudian menuliskan surat kecil untuk tuhan untuk terakhir kalinya.
Tuhan memberikan anugerah dalam hidupnya. Keke mampu bertahan bersama kanker itu itu selama tiga tahun lamanya sebelum akhirnya ia menyerah dan pergi meninggalkan orang-orang yang ia cintai. Kisah hidup perjuangan keke diangkat ke layar lebar pada tahun 2011 dan menjadikan film terlaris di tahun yang sama. Menjadikan kisah ini meraih beberapa penghargaan inspiratif dan tentunya menjadi inspirasi bagi siapapun yang menonton dan membacanya.
Tidak ada komentar