Analisis Unsur Intrinsik Novel OLENKA Karya Budi Darma

Analisis Unsur Intrinsik Novel OLENKA Karya Budi Darma - Indonesiaku Hallo sobat blogger semuanya berjumpa lagi dengan saya. Sebelumnya saya telah membagikan artikel tentang jenis-jenis drama, sekarang saya akan membagikan sebuah artikel tentang analisis novel. Novel yang saya analisis adalah novel Olenka, saya akan membahas analisis dari unsur pembangun novel yaitu unsur intinsik. baiklah langsung saja kita belajar bersama-sama.

Analisis Unsur Intrinsik Novel OLENKA
Novel Olenka Karya Budi Darma

ANALISIS UNSUR INTRINSIK NOVEL OLENKA

1) Tema
Dalam novel “OLENKA” ini  menceritakan tentang kepahitan hidup seseorang yang sudah berkeluarga sehingga mengakibatkan terjadinya perselingkuhan. Perselingkuhan ini terjadi karena olenka itu tidak merasa cocok dengan suaminya. Hal ini terbukti dalam penggalan novel berikut ini :
“pada suatu malam tilpun saya berdering. Olenka mengatakan bahwa wayne dan steven disuruhnya pergi berlibur ke Stoneville di Negara bagian Illinois. Dia mengundang saya untuk memistakan kepergian mereka…” (Olenka: 40-42)

Dan yang menonjol yaitu dalam penggalan berikut ini :
“… sering dia merasa tidak puas saya handuki, dan mempersilahkan tangan telanjang saya untuk berperan sebagai handuk kedua. Katanya tangan saya hangat, nikmat, dan menyengat.” (Olenka: 42)
Alasan : karena terlihat jelas dalam penggalan novel tersebut walaupun Olenka sudah mempunyai suami tapi dia merasa tidak cocok dengan suaminya. Setelah Olenka bertemu dengan Fanton dia mulai melakukan tindakan perselingkuhan.

Novel ini jalan ceritanya itu menceritakan tentang kepahitan. Tapi menurut saya bahwa novel olenka ini tentang kepahitan itu sangatlah ajaib atau tidak cocok dengan ceritanya. Karena menurut saya jalan ceritanya itu sangatlah absurd atau tidaklah masuk akal. Yang sangat tidak masuk akal bahwa dalam tokoh saya ini ketika bertindak, berkata, dan perilakunya itu sangatlah absurd.

Tokoh-tokohnya banyak mengalami kepahitan hidup. Hal ini dapat  dilihat  dari penggalan novel berikut ini: 
“Dia sengaja minum teh dan kopi pahit untuk mengingatkan bahwa hidupnya tidak selalu enak. Dia senang merayakan kesengsaraan dengan minuman pahit...” 
“Kadang-kadang saya merasa, bahwa dalam usahanya untuk menghindarkan kesengsaraan, dia justru mencari kesengsaraan. Seperti yang pernah dikatakannya sendiri, seluruh hidupnya merupakan rangkaian perayaan untuk melupakan kesengsaraan dengan mengingatkan diri, bahwa dia tidak akan terlepas dari kesengsaraan. Jalan untuk membebaskan dirinya dari kesengsaraan adalah selalu menyadari bahwa kesengsaraan selalu ada” (Olenka: 196).

2) Tokoh dan penokohan
Dalam novel Olenka bahwa tokoh yang ada yaitu adalah tokoh saya (Fanton Drummond) dan Olenka. Selain kedua tokoh tersebut ada dua tokoh yang menjadi tokoh sampingan yaitu suami Olenka yang bernama Wayne Danton (suami Olenka) dan anaknya Steven.

Perwatakan tokoh yang ada dalam novel :
Yang pertama tokoh Funton Drummond mepunyai keinginan yang kuat, tidak pernah lelah mengejar pelabuhan cintanya. Namun, pengejarannya selalu berakhir dengan kesia-siaan.
“ Memang untuk dapat melihat diri kita sendiri dengan benar kita tidak selayaknya menjadi narkisus. Untuk menjadi lebih agung, kita tidak perlu menonton diri kita sebagai jagoan dalam novel-novel picisan. Seperti yang dikatakan oleh orang-orang Yunani Kuno, kita memerlukan “catharsis”, yaitu rasa mual terhadap diri kita sendiri. Roquentin dalam novel Sartre La Nausee juga merasakan “supreme degout de moi,” demikian juga Fanton Drummond menjelang akhir novel Olenka. Mata mereka menembus tubuh mereka, dan mereka tahu apa yang berkecamuk di dalamnya.” (Olenka: 224)

Kemudian Fanton Drummond adalah seorang yang abnormal yang jatuh hati pada wanita yang telah menikah. Tetapi sering tergoda Fanton Drummond untuk menghentikannya karena suara kotbah seorang pendeta pinggir jalanan yang masuk ke telinganya Berikut kutipannya :
“Rupanya pendeta – pendeta jalanan merasa kurang puas atas usahanya dia mengerahkan dua orang konco aplosan…”(Olenka: 42)
“… ternyata jerit-jerit mereka menelusup kehati saya pada waktu berpisah dengan olenka, saya memutuskan untuk tidak menemuinya lagi.”(Olenka: 42)

Fanton Drummond juga seorang yang tidak memiliki prinsip hidup, dengan mudah dia selalu merubah keyakinannya.
“Dia mendekati saya setelah saya panggil. Kemudian dia berkata. “rasanya saya tidak sabar dimuatnya cerpen saya.” lalu dia menyeringai. (Olenka: 99)
 “Saya menjawab, “Rasanya tidak sabar saya menunggu kesempatan untk meninju mulut sampean”. (Olenka: 99)
“Lalu saya meninju mulutnya. Dia terpelanting, steven ikut terpelanting. “(Olenka: 99)

Dan watak terakhir Fanton Drummond adalah sosok orang yang temperamental atau orang yang mudah marah hanya karena wayne memberitahukan kegelisahan hatinya yang tidak sabar menunggu dimuatnya cerpen, tetapi Fanton Drummond merasa bahwa wayne berkata seperti itu menganggap bahwa ia telah menyombongkan diri dan menganggam remeh dirinya (Fanton Drummond ).

Yang kedua Olenka ialah egois karena itu terlihat kalau olenka itu sudah mempunyai suami tapi dia malah menyukai orang lain dan memutuskan untuk selingkuh. Hal ini terlihat dari penggalan novel berikut ini:
“pada suatu malam tilpun saya bordering. Olenka mengatakan bahwa wayne dan steven disuruhnya pergi berlibur ke Stoneville di Negara bagian Illinois. Dia mengundang saya untuk memistakan kepergian mereka…” (Olenka: 40-42)

3) Sudut pandang
Dalam novel Olenka bahwa sudut pandang yang dipakai oleh penulis adalah sudut pandang orang pertama. Hal ini dapat dilihat dari penggalan novel berikut ini:
“Pertemuan saya dengan seseorang, yang kemudian saya ketahui bernama Olenka…” (Olenka: 11)
Alasan: karena didalam novel ini tokoh yang paling dominan yaitu tokoh saya jadi novel ini itu menggunakan sudut pandang orang pertama.

4) Setting
Latar Tempat
Dalam novel Olenka ini ada beberapa latar tempat yang dijadikan latar oleh pengarang. Novel ini berlatar di Bloomington. Hal ini terlihat dalam penggalan novel berikut ini:
“… hamper setengah jam listrik sebagian besar Bloomington mati.” (Olenka: 28)
Alasan: terlihat jelas bahwa dilihat dari kutipan diatas bahwa novel ini itu berlatar di Bloomington.

Kemudian selanjutnya dan latar ini merupakan latar yang paling dominan. Terutama di sekitar aparternen Tulip Tree. Hal ini dapat dilihat dari penggalan novel berikut ini:
“… memang dia sering nunggu bis di depan Tulip Tree…”(Olenka: 13)
Alasan: terlihat jelas bahwa dilihat dari kutipan diatas bahwa novel ini itu berlatar di Tulip Tree.

Kemudian novel ini juga berlatar tempat di negara bagian Kentucky, Indianapolis dan Chicago. Hal ini dapat dilihat dari penggalan novel berikut ini: 
“… setelah ganti sekian truck, saya mencari Negara bagian Kentucky.”(Olenka: 80)
“Dalam perjalanan ke Chicago saya mampir di Indianapolis…”(Olenka: 103)
“… kebetulan kami sama-sama belum pernah menginjak Chicago.”(Olenka: 104)
Alasan: terlihat jelas bahwa dilihat dari kutipan diatas bahwa novel ini itu berlatar di Kentucky, Indianapolis dan Chicago.

5) Latar waktu
Waktu yang terjadi dalam ini yaitu pada tahun 1983. Sesuai dengan tahun novel ini selesai dibuat oleh Budi Dharma.
Alasan: karena dalam novel ini pengarang menyisipkan gambar tempat kerja dimana olenka bekerja. Dan gambarnya itu pada tahun 1983.

a. Latar Suasana
Dalam novel ini menurut saya suasananya sangatlah miris. Sebab karena ada seorang perempuan yang sudah mempunyai suami tapi berpaling ke hati yang lain. Dan yang lebih parahnya perempuan itu sudah melakukan perzinaan. Hal ini dapat dilihat dari penggalan novel berikut ini:
“… sering dia merasa tidak puas saya handuki, dan mempersilahkan tangan telanjang saya untuk berperan sebagai handuk kedua. Katanya tangan saya hangat, nikmat, dan menyengat.” (Olenka: 42)

6) Alur
Novel ini menggunakan alur campuran. Secara keseluruhan, alur novel ini adalah alur maju, tetapi pada bagian-bagian tertentu ada peristiwa yang diceritakan mundur.

a. Pengenalan situasi cerita
Awal cerita dari novel ini berawal ketika tokoh saya bertemu dengan seorang perempuan. Dan perempuan itu akhirnya namanya diketahui oleh tokoh saya, nama dari perempuan adalah Olenka. Hal ini dapat dilihat dari penggalan novel berikut ini:
“Pertemuan saya dengan seseorang, yang kemudian saya ketahui bernama Olenka…”(Olenka: 11)

b. Menuju adanya konflik
Bahwa tokoh saya mulai mencintai olenka dimana olenka sudah mempunyai istri. Dan kemudian setelah mereka selalu berkomunikasi akhirnya mereka berdua aling mencintai dan akhirnya mereka melakukan hubungan intim atau melakukan perzinaan. Hal ini dapat dilihat dalam penggalan novel berikut ini:
“… sering dia merasa tidak puas saya handuki, dan mempersilahkan tangan telanjang saya untuk berperan sebagai handuk kedua. Katanya tangan saya hangat, nikmat, dan menyengat.” (Olenka: 42)

c. Puncak konflik
Ketika tokoh Olenka pergi kemudian tokoh saya merasa bahwa dia itu sangat kehilangan sosok Olenka. Dan tak hanya tokoh saya yang merasa kehilangan sosok Olenka tapi juga tokoh wayne karena wayne tidak ada lagi yang menghidupi dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Wayne mencari kerja dan tak ada satupun pekerjaan yang menerimanya. Hal ini dapat dilihat dari penggalan berikut ini:
“Pada saatnya nanti, kita harus berpisah…”(Olenka: 55)
“Olenka tidak pernah kembali. Akhirnya wayne juga gelisah…”(Olenka: 88)

d. Penyelesaian
Akhir cerita ini bahwa tokoh saya itu berpikiran bahwa dia tidak berjodoh dengan tokoh Olenka dan M.C. Tokoh saya tidak menyesal dengan nasib yang diterimanya dan dia pun tidak kecewa. Hal ini dapat dilihat dari penggalan novel berikut ini: 
“saya tidak menyesal, tidak kecewa…”(Olenka: 213)
Alasan: Fanton ketika dapat kiriman surat dari Olenka hatinya sangatlah senang. Tapi Fanton menunggu surat selanjutnya datang tapi tidak membuat hatinya senang jadi dirinya mencari Marry untuk dinikahinya ketika dia bertemu Marry si Fanton tidak jadi menikahi si Marry karena si Marry cacat seumur hidup. Dia pulang dalam keadaan sedih ditambah lagi kesedihannya ketika mendengar bahwa Olenka masuk rumah sakit. Kemudian dia langsung mencari Olenka pergi ke rumah sakit dimana Olenka dirawat. Tapi apa setelah sampai di rumah sakit dia tidak bertemu dengan Olenka bahwa Olenka telah tiada untuk selamanya. Tapi atas ketidaksampaiannya untuk menikahi Olenka dan M.C. Fanton tidaklah menyesal dan tidaklah kecewa.

7) Gaya bahasa
Gaya bahasanya itu sulit dimengerti dan sangat lincah dalam merangkainya. Tetapi dalam hal untuk memahami alurnya itu sangat sulit karena dilihat dari alurnya itu campuran dan jika dilihat dari bahasanya itu terdapat beberapa macam bahasa. Terdapat bahasa Indonesia melayu, kemudian bahasa jawa, dan satu lagi bahasa inggris.

8) Amanat
Dalam novel ini amanat yang bisa diambil adalah sebagai berikut:

a. Janganlah engkau berselingkuh bila engkau sudah mempunyai suami.
Hal ini bisa dilihat dalam penggalan novel berikut ini:
“pada suatu malam tilpun saya berdering. Olenka mengatakan bahwa wayne dan steven disuruhnya pergi berlibur ke Stoneville di Negara bagian Illinois. Dia mengundang saya untuk memistakan kepergian mereka…” (Olenka: 40-42)
“… sering dia merasa tidak puas saya handuki, dan mempersilahkan tangan telanjang saya untuk berperan sebagai handuk kedua. Katanya tangan saya hangat, nikmat, dan menyengat.” (Olenka: 42)
Terlihat jelas dalam penggalan novel tersebut bahwa seorang wanita yang sudah mempunyai suami tapi dia melakukan perzinaan. 

b.Kejarlah cinta tapi jangan mengejar cinta orang yang sudah punya suami
Hal ini dapat dilihat dalam tokoh saya yang dimana dia selalu tidak putus semangat untuk mengejar cintanya Olenka. Dalam penggalan novel berikut ini:
“ Memang untuk dapat melihat diri kita sendiri dengan benar kita tidak selayaknya menjadi narkisus. Untuk menjadi lebih agung, kita tidak perlu menonton diri kita sebagai jagoan dalam novel-novel picisan. Seperti yang dikatakan oleh orang-orang Yunani Kuno, kita memerlukan “catharsis”, yaitu rasa mual terhadap diri kita sendiri. Roquentin dalam novel Sartre La Nausee juga merasakan “supreme degout de moi,” demikian juga Fanton Drummond menjelang akhir novel Olenka. Mata mereka menembus tubuh mereka, dan mereka tahu apa yang berkecamuk di dalamnya.” (Olenka: 224)
Bila mengejar cinta itu janganlah mengejar cinta yang sudah milik orang lain pada akhirnya nanti kalian akan jatuh juga.

Demikian artikel Analisis Unsur Intrinsik Novel Olenka semoga bermanfaat bagi kita semua. Untuk analisis unsur ekstrinsiknya dari novel olenka saya akan membagikannya pada artikel selanjutnya. Bagi yang ingin mendapatkan file lengkap analisis novel berdasarkan unsur pembangun mulai dari awal sampai akhir silakan menghubungi saya. sekian terima kasih

Tidak ada komentar