Bunyi Konsonan |
Membunyikan huruf konsonan tentunya ada aturannya, kenapa? karena dalam mengeluarkan bunyi huruf konsonan harus secara tepat. Nah sekarang dalam artikel ini saya akan membagikan bagaimana cara mengeluarkan bunyi huruf konsonan berdasarkan cara artikulasinya.
Bunyi konsonan berdasarkan cara artikulasinya, artinya bagaimana gangguan atau hambatan yang dilakukan terhadap arus udara itu, dapatlah kita bedakan adanya konsonan :
1. Stops (hambat, letupan).
artikulator menutup sepenuhnya aliran udara, sehingga udara mampat dibelakang tempat penutupan itu. Kemudian penutupan itu dibuka secara tiba-tiba, sehingga menyebabkan terjadinya letupan. Yang termasuk konsonan letupan ini antara lain:
[ p ] merupakan bilabial stops
[ b ] merupakan bilabial stops (voiced bilabial stops)
[ t ] merupakan stops
[ d ] merupakan stops (voiced alveolar stops)
[ k ] merupakan stops
[ g ] merupakan stops
2. Fricatives (geseran).
artikulator aktif mendekati artikulator pasif, membentuk celah sempit, sehingga udara yang lewat mendapt gangguan di celah itu. Yang merupakan konsonan geseran adalah bunyi :
[ f ], [ v ], [ ], [ ], [ s ], [ z ], [ z ]
[ v ] termasuk voiced labio-dental fricative
3. Affricates (paduan).
artikulator aktif menghambat sepenuhnya aliran udara, lalu membentuk celah sempit dengan artikulator pasif. Cara ini merupakan gabungan antara hambatan dan frikatif. Yang termasuk konsonan paduan antara lain :
[ c ] merupakan voiceless palatal affricate , gabungan dari [ t ] dan [ s ]
[ j ] merupakan voiced palatal affricate , gabungan dari [ d ] dan [ z ]
4. Nasals ( sengau ).
articulator menghambat sepenuhnya aliran udara melalui mulut, tetapi membiarkan keluar melalui rongga hidung dengan bebas. Contoh konsonan nasal adalah bunyi :
[ m ], [ n ] dan [ ].
5. Retroflex liquid (getaran).
artikulator aktif melakukan kontak beruntun dengan artikulator pasif, sehingga getaran bunyi itu terjadi berulang-ulang. Contohnya adalah konsonan :
[ r ] red , merupakan voiced alveolar retroflex liquid
6. Lateral liquid (sampingan).
artikulator aktif menghambat aliran udara pada bagian tengan mulut, lalu membiarkan udara keluar melalui samping lidah. Contohnya adalah konsonan [ l ] look, merupakan voiced alveolar lateral liquid
7. Glides (hampiran).
artikulator aktif dan pasif membentuk ruang yang mendekati posisi terbuka seperti dalam pembentukan vokal, tetapi tidak cukup sempit untuk menghasilkan konsonan geseran. Oleh karena itu, bunyi yang dihasilkan sering juga disebut semi vokal. Disini hanya ada dua buah bunyi, yaitu
[ w ] woo, merupakan voiced bilabial glide
[ y ] you, merupakan voiced palatal glide
Berdasarkan titik artikulasi dan artikulator, bunyi-bunyi konsonan dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
(1)Konsonan bi-labial, terdiri dari bunyi [p], [b], dan [m]. Perbedaan antara bunyi kedua yang pertama dengan bunyi yang ketiga terletak pada saluran udara yang dilaluinya. Konsonan [p] dan [b] melewati mulut, karena itu disebut bunyi oral, sedangkan konsonan [m] melalui hidung, karena itu disebut bunyi nasal.
(2)Konsonan Labio-Dental, terdiri dari bunyi [v] dan [f]. Kononan ini dibentuk dengan mempertemukan gigi atas sebagai titik artikulasi dan bibir bawah sebagai artikulatornya.
(3)Konsonan Apiko-Dental, terdiri dari bunyi [t], [d], dan [n]. Konsonan ini dibentuk dengan menempelkan ujung lidah pada bagian pangkal gigi atas dengan sedikit menyentuh bagian depan alveolar.
(4)Konsonan Apiko-Alveolar, terdiri dari bunyi [t], [d], dan [n]. Konsonan ini dibentuk dengan mempertemukan ujung lidah sebagai artikulator dan lekung kaki gigi (alveolum) sebagai titik artikulasi.
(5)Konsonan Dorso-Velar, terdiri dari bunyi [k], [g] dan [n]. Konsonan ini dibentuk dengan menepelkan bagian belakang lidah ke daerah velum.
(6)Konsonan Fronto-Platal, terdiri dari konsonan [c], [j], [n]. Konsonan ini dihasilkan bagian tengah lidah sebagai sebagai artikulator dan langit-langit keras (palatum) sebagai titik artikulasinya.
(7)Hamzah (Glotal Stop), yaitu konsonan yang dihasilkan dengan posisi pita suara tertutup sama sekali, sehingga menghalangi udara yang keluar dari paru-paru.
(8)Konsonan Faringal, yaitu konsonan [h]. Konsonan ini timbul karena pita suara terbuka lebar.
Beradasarkan halangan yang dijumpai udara ketika keluar dari paru-paru, bunyi konsonan diklasifikasikan sebagai berikut.
(1)Konsonan Hambat (Plosif/Stop), terdiri konsonan [p], [b], [k], [d]. Konsonan ini dibentuk karena udara yang keluar dari paru-paru sama sekali dihalangi.
(2)Konsonan frikatif, terdiri dari konsonan [f], [v], [kh]. Konsonan ini dibentuk karena udara yang keluar dari paru-paru digesekkan, sehingga terjadilah bunyi geser atau bunyi frikatif.
(3)Konsonan Spiran, terdiri dari konsonan [s], [z]. Konsonan ini dibentuk karena udara yang keluar dari paru-paru mendapat halangan berupa pengaduan, sementara itu terdengar bunyi desis.
(4)Konsonan Lateral atau Likuida, yaitu konsonan [ l ]. Konsonan ini dibentuk dengan mengangkat lidah ke langit-langit, sehingga udara terpaksa diaduk dan keluar melalui kedua sisi.
(5)Konsonan Getar atau Trill, terdiri konsonan [r], [R]. Konsonan ini dibentuk dengan melekatkan lidah ke alveolum dan seterusnya secara berulang-ulang.
Berdasarkan turut tidaknya pita suara bergetar, konsonan diklasifikasikan sebagai berikut.
(1)Konsonan Bersuara, yaitu konsonan seperti [b], [d], [n], [g], [w], dan sebagainya. Konsonan ini terjadi karena pita suara ikut bergetar.
(2)Konsonan Tak Bersuara, yaitu konsonan seperti [p], [t], [c], [k], dan sebagainya. Konsonan ini terjadi karena pita suara tidak ikut bergetar.
Berdasarkan jalan yang diikuti arus udara ketika keluar dari rongga ujaran, maka konsonan diklasifikasikan sebagai berikut.
(1)Konsonan Oral, yaitu konsonan seperti [p], [b], [d], [k], [w], dan sebagainya. Konsonan ini terjadi karena udara keluar dari rongga mulut.
(2)Konsonan Nasal, yaitu konsonan seperti [m], [n], [n],n]. Konsonan ini terjadi karena udara keluar dari rongga hidung.
Tidak ada komentar