Drama Anak Bunda Maafkan Aku

Selamat sore, berjumpa lagi dengan saya owner blog ini. Artikel kali ini saya akan membagikan sebuah teks drama anak singkat. Dalam teks drama kali ini menceritakan suatu penyesalan seorang anak kepada Ibunya karena dia ketika kecil selalu jahat dan mengucilkan sang Ibu. Ketika dewasa dia terkena sakit yang serius sampai tidak sadarkan diri beberapa hari, selama dia tidak sadarkan diri sang Ibu lah yang menemani dia, ketika bangun dia terkejut karena yang menemaninya sang Ibu yang selama ini selalu dijahati olehnya. Naskah drama selengkapnya sebagai berikut.

Drama Anak Bunda Maafkan Aku
Drama Anak Bunda Maafkan Aku

Bunda, Maafkan Aku

Karin sangat pintar. Ia berprestasi tinggi dan selalu menjadi juara. Tetapi ia lupa pada ibunya saat sudah besar, ia menjadi orang yang berhasil. Ia sudah menjadi seorang dokter sesuai dengan cita-citanya.
Suatu ketika, ia terkena sakit parah, ternyata yang datang pertama kali adalah ibunya...yang dulu pernah ia sia-siakan. Akankah ia sadar akan kesalahannya itu? Mari kita saksikan pada drama “BUNDA, MAAFKAN AKU”
Adegan 1
Karin selalu menjadi juara kelas di sekolahnya.
Mila     : “Selamat ya, Rin. Kamu selalu menang!”
Nana    : “Kamu hebat deh, Rin! Aku ngiri sama kamu...”
Karin    : “Iya dong. Aku emang hebat. Kalian berjuang dong biar bisa kayak aku!”
Lila      : “Aah...gimana caranya bisa kayak kamu. Otakmu udah encer gitu!”
Tiba-tiba datanglah Rara, Tina dan Kaila di tengah-tengah mereka.
Rara    : “Eh, Karin. Jangan lupa berterimakasih kepada ibumu. Jangan seneng-seneng aja!”
Kaila    : “Iya, Rin. Jangan sampai kamu melupakan ibumu.”
Karin    : “Untuk apa berterimakasih sama ibu? Aku berhasil kan karena usahaku sendiri...”
Tina     : “Itu ibumu, Rin. Masa kamu nggak berterimakasih sedikitpun? Apa kamu nggak takut kena laknat Allah?”
Karin    : “Udah deh, nggak usah khutbah di sini. Khutbah itu di masjid.  Dan itu juga dilakukan oleh laki-laki!”
Karin meninggalkan mereka semua.

Adegan 2
Ibu       : “Ibu bangga padamu, Nak. Kamu selalu berprestasi.”
Karin    : “Huh! Nggak usah sok perhatian gitu deh, Bu.
Ibu       : “Nak. Kamu ini anak ibu. Ibu pasti selalu bangga dan bahagia dengan semua prestasimu. Kamu adalah kebanggan ibu.”
Karin berlalu sambil menggebrak meja. Ia benci kepada ibunya.
Adegan 3
Dua puluh tahun kemudian, Karin sudah menjadi dokter anak.  Ia baru selesai memeriksa balita bernama Talita.
Mama : “Terimakasih ya, dokter. Kami pamit dulu.”
Talita   : “Aku bisa sembuh nggak, dokter Kayin?”
Karin    : “Pasti Talita akan sembuh kok. Ibu yang baik ya menjaganya. Jangan lupa obatnya diminum.”
Mama : “Baik, dok.”

Adegan 4
Para dokter sekerja Karin begitu panik. Dokter Shinta, Nia, dan Sheryl mengitari Karin yang baru saja jatuh pingsan.
Shinta  : “Ada apa dengan Karin nih?”
Nia       : “Kita panggil dokter Reza!”
Sheryl  : “Ya. Aku akan memanggilnya sekarang. Kalian bawa Karin masuk dulu.”
S & N   : “Ayo, cepat!”

Adegan 5
Karin tertidur lemas.
Reza    : “Lambungnya bermasalah. Untuk sementara ia harus melakukan perawatan dulu di sini.”
Ibu Karin tiba-tiba datang.
Ibu       : “Apa yang terjadi  denganmu, Nak? Ibu sangat khawatir.”

24 jam ibu menemani Karin yang selama ini telah menyia-nyiakannya. Teman-temannya sangat kasihan pada ibunya.

Adegan 6
Karin terbangun dan mendapati ibunya berada di sampingnya. Ia menangis tergugu tak tahu harus berbuat apa. Dokter Reza menjelaskan bahwa selama ini yang menungguinya adalah ibunya. Karin lalu meminta maaf.

Demikian teks drama anak yang dapat saya bagikan kepada kalian, jangan lupa membaca artikel-artikel yang lainnya. semoga bermanfaat bagi kita semua.

1 komentar

karya siapa ini ya?