Cerpen Akhirnya Ku Tahu Namanya karya IA_AI

Cerpen
Cerpen
Cerita pendek kali ini saya bagikan kepada kalian semua. Bahwa cerpen di bawah ini merupakan cerpen kedua saya yang mengisahkan seseorang yang mencari sebuah nama. Ingin tahu lebih lanjut jalan ceritanya? silakan baca selengkapnya.

Akhirnya Ku Tahu Namanya
Oleh Imanuddin Ahmad Al-Islami

            Ketika itu aku sungguh merasa bahwa hal yang aku alami begitu indah. Sejak itu aku merasa kalau itulah arti sebuah cinta. Aku melihat paras cantik berada di sekelilingku. Aku memilih salah satu dari mereka. Dia sangatlah menawan, paras cantiknya membuat aku begitu ingin memilikinya. Aku sungguh mencintaimu, entah kamu cinta aku atau tidak. Dag dig dug bunyi hatiku ketika aku berada disampingmu. Itu semua kau tak menyadarinya, apalagi merasakannya. Kesendirianku selalu terbayang wajahmu yang berparas cantik itu, siapakah namamu?. Kamu memang satu sekolah denganku tapi aku tak tahu siapa namamu. Ingin sekali aku tahu namamu. Dengan hati yang berdebar aku ingin memberanikan diri untuk mengajak berkenalan dia. Ada saja yang temui ketika hendak ingin berkenalan dengan dia. Aku merasa semakin kesal saja kenapa diri ini tidak bisa berkenalan dengan dia. Sambil duduk minum kopi aku membayangkan wajahnya yang berparas cantik. Aku membayangkan betapa indahnya bila kami berdua itu saling mengenal. Ah apa sih pikiranku ini, parno saja diriku ini. Sudahlah aku akan terus berusaha, aku capek apabila terus membayangkan wajahnya itu terus.
            Selesai minum kopi dalam benakku membayangkan sesuatu lagi. Tapi ini tidak berpikiran yang ngeres, ini aku membayangkan peristiwa saat berkelanan dengan dia. Aku bengong menghadap ke atap terbayang kalau dia ada di depanku.
            “ Halo, cantik”. Sembari aku berkata padanya
            “ Hi”. dia menjawab
Dia hanya terucap begitu saja, betapa kesalnya aku. Kenapa tidak menambahkan kata ganteng atau apa sih. Uh sial.
“ Hari yang cerah ya, secerah wajahmu hari ini”. Aku berkata padanya (hehehe sedikit menggombal tidak apalah)
“ Iya nih, hari cerah banget. Nggak seperti hari kemarin yang penuh dengan heningan air mata”. Dia menjawab dengan nada agak sedih
“ Loh bukannya kemarin itu harinya nggak hujan ya?”. Ku bertanya padanya
“ …” dia diam tanpa kata.
Dalam benak aku berpikir apakah dia kemarin lagi sedih. Padahal hari kemarin itu hari yang cerah nggak ada hujan sama sekali, kenapa dia malah bilang kalau kemarin itu penuh dengan heningan mata. Kulihat dia seperti lagi ada masalah yang sedang menggelimuti hatinya. Kupikir aku harus menghiburnya, apa yang harus aku lakukan. Aku bingung, aku harus menghibur dia dengan cara apa. Tiba-tiba ide muncul dalam pikiranku.
“ Aha, aku punya ide”.
Mencoba untuk menghilangkan kesedihannya itu, aku mencoba untuk mengajak dia mengobrol. Sedikit demi sedikit pertanyaan aku tujukan kepadanya. Senyumnya yang manis, tawanya yang juga manis membuat aku ingin sekali menjadikannya sebagai kekasihku. Entah dia mau apa tidak dengan diriku ini. Aku orangnya sih nggak begitu tampan, tapi orang bilang kalau aku ini orangnya baik mempunyai jiwa kepemimpinan yang bagus. Eits jangan pada ketawa iya, kalau aku seperti itu. Tahukah kalian kalau aku ini anaknya tak suka bila ada orang yang menggangu orang yang lemah. Aku merasa kalau orang lemah itu hendaknya di tolong bukannya di hina atau di jahili.
“ Hei kita berkenalan nggak?” tanyaku padanya.
“ Boleh, emang siapa yang nggak bolehin” kata dia.
“ Hehehe… iya sih emang nggak ada” jawabku.
“ Kenalkan namaku Yanto” kataku memperkenalkan namaku.
“ Loh namamu kok mirip sama denganku tapi beda huruf belakangnya.” Katanya.
“ Ah masak sih” kataku.
“ Iya, to” jawabnya.
“ Terus namamu siapa? Yanti iya?” tanyaku.
“ Itu udah tahu” jawabnya mengeluarkan senyum manisnya.
Kini aku mengetahui nama wanita yang selama ini aku bayangkan. Tapi aneh kenapa namanya kok mirip dengan namaku ya. Jangan-jangan dia memang jodohku hehehe. Setelah aku berkenalan dengannya kini aku semakin dekat dengan Yanti gadis cantik yang namanya hampir mirip denganku. Setiap hari aku jalan dengannya, ketika sekolah kami berangkat bersama, pulang sekolahpun kami bersama. Rasa senang menyelimuti hati ini. Sampai sekarang hubungan kami tidak pernah putus di tengah jalan hingga kini kami mempunyai satu orang anak.

Bagaimana sukakah dengan cerpen saya di atas? bila ada kritik dan saran silakan berkomentar di bawah.

Terima kasih

Tidak ada komentar