Hakikat Fonologi (Bunyi Bahasa)

Hakikat Fonologi (Bunyi Bahasa)
Hakikat Fonologi (Bunyi Bahasa)
Hakikat Fonologi (Bunyi Bahasa) - Indonesiaku Hallo sobat Indonesiaku kali ini saya kali ini saya akan membagikan ilmu waktu kuliah saya yaitu hakikat bunyi bahasa (fonologi). Baiklah langsung saja di simak.

A.      Pengertian Bunyi Bahasa
Bunyi bahasa merupakan unsur bahasa yang paling kecil. Istilah bunyi bahasa atau fon merupakan terjemahan dari bahasa inggris phone ‘bunyi’. Bunyi bahasa menyangkut getaran udara.Bunyi itu terjadi karena dua benda atau lebih bergeseran atau berbenturan.Sebagai getaran udara, bunyi bahasa merupakan suara yang dikeluarkan oleh mulut, kemudian gelombang-gelombang bunyi sehingga dapat diterima oleh telinga.
Bunyi bahasa atau bunyi ujaran dihasilkan oleh alat ucap manusia seperti pita suara, lidah, dan bibir.Bunyi bahasa atau bunyi ujaran adalah bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia atau bunyi yang diartikan, kemudian membentuk gelombang bunyi, sehingga dapat diterima oleh telinga manusia.
B.       Kajian Bunyi Bahasa
Bunyi bahasa atau bunyi ujaran (fon) menyangkut bunyi yang dikeluarkan oleh alat bicara tanpa melihat fungsinya sebagai pembeda arti. Bunyi bahasa dari sudut ujaran atau turunan (parole). Misalnya, perbedaan antara bunyi vocal depan madya atas {e} dengan vocal depan madya {E}. Kajian mengenai bunyi bahasa ini disebut fonetik.
Fonetik dapat didefinisikan sebagai kajiab tentang bunyi bahasa, pembentukannya, frekuensinya sebagai getaran udara, dan cara penerimaannya oleh telinga. Berdasarkan proses kejadian bunyi bahasa tersebut, fonetik dibagi menjadi tiga jenis, yakni (1) fonetik artikulatoris, (2) fonetik akustis, dan (3) fonrtik auditoris.
1.        Fonetik Artikulatoris
Fonetik artikulatoris ialah fonetik yang mempelajari bagaimana mekanisme alat-alat bicara yang ada dalam tubuh manusia menghasilkan bunyi bahasa. Fonetik artikulatoris menyangkut produksi atau pembentukan bunyi bahasa oleh alat bicara,bagaimana, bunyi bahasa dibuat atau diucapkan serta bagaimana bunyi bahasa diklasifikasi berdasarkan artikulasinya. Fonetik jenis ini banyak berkaitan dengan linguistik sehingga para linguis, khususnya para ahli konetik, memasukannya sebagai cabang linguistik.
2.      Fonetik Akustis
Fonetik akustis mempelajari bunyi bahasa sebagai gejala fisis yang berupa getaran udara.Dalam fonetik jenis ini dikaji frekwensi getaran bunyi, amplitudo, intensitas, dan timbrenya.Udara yang bergetar adalah udara yang bergerak dalam gelombang-gelombang. Arah gelombang itu bergerak kemana saja, jika tidak ada hambatan sama sekali. Gelombang bunyi itu berirama secara ritmis.Ritmenya diukur dengan frekuensi persatuan waktu (detik).Keras nyaringnya atau intesitas bunyi secara akustis berpangkal pada luas lebarnya gelombang udara yang disebut amplitudo.Amplitude akan berkurang menurut jarak dari sumber bunyi.
3.      Fonetik Auditoris
Fonetik auditoris mempelajari bagaimana mekanisme telinga menerima bunyi bahasa sebagai getaran udara. Fonetik ini berkaitan erat dengan proses mendengarkan atau menyimak bidang fonetik ini cenderung dimasukan kedalam ilmu kedokteran bagian neurologi.

C.    Produksi Bunyi Bahasa
Pada umumnya manusia berkomunikasi melalui bahasa lisan maupun tulisan, komunikasi yang dilakukan dengan bahasa tulisan tidak melibatkan alat ucap, sedangkan komunikasi melalui bahasa lisan melibatkan alat ucap.
Dalam pembentukan bunyi bahasa ada tiga faktor utama yang terlibat, yakni sumber tenaga, alat ucap yang menimbulkan getaran, dan rongga pengubah getaran. Proses pembentukan bunyi bahasa dimulai dengan memanfaatkan pernapasan sebagai sumber tenaganya. Sumber tenaga itu berupa udara yang keluar dari paru-paru.Pada mulanya udara dihisap oleh paru-paru, kemudian dihembuskan sewaktu bernafas.Udara yang dihembuskan (atau dihisap untuk sebagian kecil bunyi bahasa) itu mengalami perubahan pada pita suara yang terletak pada pangkal tenggorokan.Arus udara yang keluar dari paru-paru itu dapat membuka kedua pita suara yang merapat sehingga mengakibatkan corak bunyi bahasa tertentu.Gerakan membuka dan menutup pita suara itu menyebabkan arus udara dan udara disekitar pita suara itu berubah tekanannya dan bergetar.Perubahan bentuk saluran udara itulah yang menghasilkan bunyi yang berbeda-beda.
Tempat atau alat ucap yang dilewati udara dari paru-paru, antara lain : batang tenggorok, pangkal tenggorok, kerongkongan, rongga mulut, rongga hidumg, atau bersama alat ucap yang lain. Alat ucap sebagai organ tubuh memiliki fungsi dan kerja tertentu, antara lain :
1.   Paru-paru berfungsi untuk pernafasan.
2.   Pangkal tenggorok adalah rongga pada ujung pipa pernafasan.
3.   Epiglottis (katup pangkal tenggorok berfungsi untuk melindungi masuknya makanan atau minuman ke batang tenggorok.
4.   Rongga kerongkongan berfungsi sebagai saluran makanan dan minuman.
5.   Langit-langit lunak atau velum berfungsi sebagai articulator pasif (atau titk artikulasinya), sedangkan artikulator aktifnya ialah pangkal lidah.
6.   Langi-langit keras atau palatum merupakan susunan tulang.
7.   Gusi dalam atau alveolum berfungsi sebagai artikulator pasif, sedangkan articulator aktifnya adalah ujung lidah. Bunyi yang dihasilkan oleh gusi disebut bunyi alveoral.
8.   Gigi atau denta dibedakan atas gigi atas dan gigi bawah.
9.   Bibir adalah sebagai pintu penjaga rongga mulut.
10.   Lidah berfungsi sebagai alat perasa dan pemindah makanan yang akan atau sedang dikunyah. Lidah berfungsi sebagai artikulator aktif.

Demikian Hakikat Fonologi (Bunyi Bahasa) semoga bermanfaat bagi kita semua, jika ada yang ingin ditanyakan silakan tulis komentar kalian di kolom komentar. Sekian terima kasih.

Tidak ada komentar