Proses Internal Filter Afektif |
Assalamu alaikum, selamat malam berikut ini saya bagikan kepada kalian referensi tentang proses internal belajar bahasa filter afektif. Filter afektif merupakan bagian dari pemrroses internal yang secara sadar menyaring masukan bahasa yang dilandasi oleh faktor afektif: motif, kebutuhan, dan emosi pembelajaran. Filter afektif itu muncul dan merupakan pintu utama yang harus dilalui oleh masukan bahasa sebelum ia masuk dalam proses selanjutnya. Ia menentukan :
1. Model bahasa sasaran yang dipilih oleh pembelajar
2. Bagian bahasa yang harus dikuasai lebih dahulu
3. Kapan upaya belajar bahasa harus mengalami masa tenang
4. Seberapa cepat pembelajar dapat memperoleh bahasa
Proses perkembangan pembelajar dalam belajar bahasa dapat dilihat dari tingkat :
1. Kepercayaan diri
Kepercayaan diri merupakan aspek yang paling tampak dalam perilaku manusia. Manusia memperoleh rasa percaya diri dari akumulasi pengalaman dengan dirinya sendiri dan dengan interaksi dengan orang lain, serta dari penilaiannya atas dunia yang ada disekitarnya. Ada tiga tataran umum rasa percaya diri dan itu menunjukan ciri multidimensional rasa percaya diri.
a. Rasa percaya diri global, ia adalah asesmen umum yang dilakukan oleh seseorang dalam berbagai situasi.
b. Rasa percaya diri situasionla atau spesifik mengacu pada diri dalam situasi kehidupan yang special.
c. Rasa percaya diri tugas berkaitan dengan tugas tertentu didalam situasi tertentu.
Banyak peneliti menunjukan bahwa ada korelasi yang positif antara rasa percaya diri dengan kemampuan anak belajar bahasa. Semakin tinggi rasa [percaya diri anak, semakin tinggi pula kinerja dalam belajar bahasa. Hal itu menunjukan bahwa variasi rasa percaya diri merupakan variable penting dalam perkembangan bahasa.
2. Hambatan (inhibisi)
Semua manusia dalam upaya memahami dirinya sendiri, mengembangkan seperangkat pertahanan diri untuk melindungi egonya. Pada dasarnya beberapa orang yang memiliki rasa percaya diri tinggi dan kekuatan ego yang tinggi juga akan lebih dapat mengatasi semua tantangan itu dan pertahanannya menjadi lebih rendah. Mereka yang memiliki rasa percaya diri yang rendah mempertahankan dinding inhibisi untuk melindungi pribadinya yang lemah dan egonya yang rapuh, atau kurang rasa percaya diri dalam situasi dan tugas.
Dalam pembelajaran bahasa, Guiora (1927) memperkenalkan istilah yang disebut sebagai ego bahasa, yakni hakikatnya pembelajaran bahasa itu sangat personal dan egoistis. Pemerolehan bahasa yang bermakna dalam batas tertentu melibatkan konflik identitas ketika pembelajaran bahasa mencari identitas baru dengan kompetensi yang baru diperolehnya. Sebuah ego bahasa yang adaptif memungkinkan pembelajaran memperendah inhibisi yang dapat meningkatkan keberhasilan belajar bahasa.
3. Kecemasan
Konsep yang berhubungan erat dengan inhibisi, rasa percaya diri, dan pengambilan resiko adalah kecemasan yang memegang peranan penting dalam pembelajaran bahasa. Berikut tiga komponen kecemasan belajar bahasa kedua telah diidentifikasi, yakni :
a. Komunikasi dan pengertian, yang muncul dari ketidakmampuan pembelajar untuk mengekspresikan secara layak pemikiran atau gagasan yang matang.
b. Takut akan evaluasi sosial yang negative, muncul dari kebutuhan untuk membuat kesan sosial yang positif pada yang lain.
c. Tes kecemasan atau pengertian akan evaluasi akademik.
Kita cenderung mengatakan bahwa kecemasan itu merupakan factor negative dan haru dihilangkan dengan segala macam usaha, daya, tenaga dan dana.
4. Motivasi
Motivasi adalah insentif, kebutuhan, atau keinginan yang dirasakan pembelajar bahasa untuk belajar bahasa. Ada tiga macam motivasi yang mempengaruhi pembelajaran bahasa, yaitu :
a. Motivasi integratif dan motivasi insrumental
Motivasi integral dapat diartikan sebagai keinginan ataiu kehendak untuk mencapai kemampuan dalam bahasa yang baru agar dapat berperan serta dalam mesyarakat yang mengguunakan bahasa itu. Sedangkan motivasi instrumental itu mencerminkan nilai dari keuntungan praktis dalam hal belajar bahasa.
b. Identifikasi kelompok sosial
Bahasa atau variasi bahasa yang digunakan seseorang itu mengindikasikan bahwa seseorang itu merupakan warga kelompok sosial tertentu.
Demikian yang dapat saya bagikan kepada kalian semoga bermanfaat bagi kita semua. Artikel selanjutnya saya akan bahas proses internal belajar bahasa yang kedua
Tidak ada komentar