Contoh Surat Pembaca |
Contoh Surat Pembaca sebagai berikut
PELAYANAN
BURUK DI KANTOR PAJAK
Banyak
tulisan atau iklan di tempat keramaian umum, seperti stasiun kereta api,
terminal bus, dan bandara serta billboard besar di tepi jalan raya agar
masyarakat sadar membayar pajak. Sangat disayangkan imbauan itu tidak diikuti
pelayanan yang baik oleh semua pegawai kantor pajak.
Saya mengunjungi lima tempat pelayanan terpadu kantor pajak, yaitu 2 kantor di Jakarta Barat, 2 di Jakarta Selatan dan 1 di Tangerang. Saya menjumpai beberapa pelayanan buruk di gerai (kounter) pelayanan yang tidak jauh berbeda. Sebagian besar petugas melayani tanpa senyum, tanpa mengucapkan terima kasih, tidak ramah, ada yang pada jam pelayanan terlihat memakai sandal jepit di sekitar gerai (kounter), toilet kotor, dan pelayanan lambat. Saat masuk ke suatu ruangan di lantai atas, saya melihat ada pegawai yang sedang baca koran, ngobrol, dan suasana kerja santai sekali, padahal masih jam kerja.
Sementara
itu, untuk ganti nama Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) waktunya lama, paling cepat
satu bulan. Petugas yang melayani pun belum datang meski sudah jam kerja.
Ketika waktu istirahat, petugas tidak bergiliran. Akibatnya, kantor sudah
tutup, wajib pajak masih antre. Begitu pula dengan tempat parkir. Paling
depan/paling nyaman untuk kepala kantor atau pegawai pajak. Adapun wajib pajak
sebaliknya.
Mesin
Q untuk antre ada, tetapi tidak difungsikan sehingga tidak ada kenyamanan,
apalagi pelayanan memuaskan. Padahal, kunjungan wajib pajak untuk menunjang
pemasukan negara. Saya merasa visi/moto Direktorat Jendral Pajak (DJP) yang
tertulis mencolok di Kantor Pelayanan Pajak Kantor Wilayah DJP Jakarta Barat
Dua: “Menjadi Model Pelayanan Masyarakat yang Menyelenggarakan Sistem dan
Manajemen Perpajakan Kelas Dunia. Yang Dipercaya dan Dibanggakan Masyarakat,”
masih terbatas slogan. Diharapkan, Direktur Jendral Pajak melakukan kunjungan
secara rahasia mendadak ke kantorkantor pelayanan pajak sehingga dapat
mengetahui bagaimana pelayanan yang diberikan oleh bawahannya. Jangankan
bertemu dengan kepala kantor, ingin memberi masukan tentang PBB saja bukan main
sulitnya, hanya cukup dilayani Kepala Seksi Eselon IV, seperti yang saya alami
di Kantor Pelayanan Pajak Kanwil DJP Jakarta Selatan II di Jalan KH. A. Dahlan.
Adji
Bintarto,Komplek DPR RI II C 25, Meruya Selatan Jakarta.
Sumber:
Kompas, 12 September 2007
Demikian Contoh Surat Pembaca, semoga bermanfaat bagi kalian. Setelah mengetahui apa itu surat pembaca, kemudian Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis surat pembaca, mengetahui langkah-langkah dalam membuat surat pembaca dan sekarang sudah paham contoh dari surat pembaca saatnya bagi kalian untuk mencoba menulis surat pembaca dengan kalimat kalian masing-masing sesuai dengan pengetahuan yang telah kalian pelajari dari blog ini. Apabila masih merasa bingung bisa berkomentar di kolom komentar kita belajar bersama-sama. Sekian Terima kasih
Tidak ada komentar