Kesusastraan Peralihan Zaman Raja Ali Haji dan Abdullah |
Sebelumnya saya sudah membahas mengenai kesusastraan peralihan dan artikel ini merupakan satu kesatuan jadi silakan baca terlebih dahulu artikel yang telah saya bagikan sebelumnya. Baiklah silakan lihat di kesusastraan peralihan zaman abdullah dan abdullah bukan sastrawan indonesia
A. Kesusastraan Peralihan zaman Raja Ali Haji
Raja Ali Haji terkenal sebagai pengarang gurindam 12, Raja Ali Haji hidup sezaman dengan Abdullah . Karyanya selain Gurindam 12 adalah:
1. Tata bahasa-bahasa melayu” bustanul Katibin”
2. Kitab pengetahuan (tahun 1858 M)
3. Kitab silsilah Melayu dan Bugis Lama dan sekalian Raja-rajanya.(tahun 1865)
4. Tuhfat An Nafis menghargai nilai-nilai peradaban barat walaupun nilai itu tidak cocock bagi peradaban melayu.
B. Peranan Kesusatraan Peralihan dalam Kesusastraan Indonesia
Karya Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi dianggap bercorak baru karena tidak lagi berisi tentang istana dan raja-raja, tetapi tentang kehidupan manusia dan masyarakat yang nyata. Misalnya Hikayat Abdullah ( otobiografi ), Syair Perihal Singapura dimakan Api, Kisah Pelayaran Abdullah ke Negri Jeddah. Pembaharuan yang ia lakukan tidak hanya dalam segi isi, tetapi juga bahasa. Ia tidak lagi menggunakan bahasa Melayu yang ke Arab-araban. Kesusastraan Peralihan yaitu perkembangan dari sastra Melayu klasik ke sastra Melayu Modern. Dilihat dari sudut isi dan bahasa yang digunakan oleh pengarang nya . jadi peranannya peralihan sastra Melayu Klasik ke sastra Modern dengan adanya karya-karya yang sudah ada.
C. Contoh kesusastraan Peralihan
Beberapa buah karya sastra pada zaman peralihan antara lain :
1. Syair Abdul Muluk karya Siti Suleha
2. Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji
3. Kisah pelayaran Abdullah ke Negeri jeddah karya Abdullah Munsyi
4. Kisah pelayaran Abdullah ke Kelantan karya Abdullah Munsyi
5. Syair Singapura dimakan Api karya Abdullah Munsyi
6. Hikayat Abdullah karya Abdullah Munsyi
7. Panji Tanderan karya Abdullah Munsyi
8. Hikayat Kalilah dan Daminah karya Abdullah Munsyi
Contoh dari salah satu Gurindam Dua Belas ( Raja Ali Haji )
Gurindam pasal pertama
Barang siapa tidak memegang agama
Sekali-kali tidakkan boleh di bilangkan nama
Barang siapa mengenal yang empat
Ia itulah orang yang makrifat
Barang siapa mengenal Allah
Suruh dan tengahnya tiada ia menyalah
Barang siapa mengenal dunia
tahulah ia barang yang terperdaya
Barang siapa mengenal akhirat
Tahulah ia dunia mudarat
Kurang fikir, kurang siasat
Tinta dirimu kelah tersesat
Fikir dahulu sebelum berkata
Supaya terlelah selang sengketa
Kalau mulut tajam dan kasar
Boleh ditimpa bahaya besar
Jika ilmu tiada sempurna
Tiada berapa ia berguna.
Sekian saja yang dapat saya bagikan kepada kalian semua. Semoga bermanfaat ya sobat. Terima kasih sudah berkunjung.
Tidak ada komentar